A.
LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Telah
dikaji pada bagian sebelumnya bahwa agar interaksi belajar mengajar dapat
berjalan efektif dan efisien perlu digunakan media yang tepat.Ketepatan yang dimaksud
tergantung pada tujuan pembelajaran, pesan (isi) pembelajaran dan karakteristik
siswa yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Pada bagian ini akan dikaji
lebih dalam mengapa butir-butir ini yang dijadikan kriteria dalam menetapkan
ketepatan penggunaan suatu media pembelajaran.
Dalam
konteks ini, kita akan menggunakan 4 Landasan, yaitu: landasan psikologis,
teknologis, empirik, dan filosofis.
a.
Landasan Psikologis.
Belajar
adalah proses yang kompleks dan unik; artinya, sesorang yang belajar melibatkan
segala aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental. Keterlibatan dari semua
aspek kepribadian ini akan nampak dari perilaku belajar orang itu. Perilaku
belajar yang nampak adalah unik; artinya perilaku itu hanya terjadi pada orang
itu dan tidak pada orang lain. Setiap orang memunculkan perilaku belajar yang
berbeda.
Keunikan
perilaku belajar ini disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik yang
menentukan perilaku belajar, seperti: gaya belajar (visual vs auditif), gaya
kognitif (field independent vs field dependent), bakat, minat, tingkat
kecerdasan, kematangan intelektual, dan lainnya yang bisa diacukan pada
karakteristik individual siswa.
Perilaku
belajar siswa yang kompleks dan unik ini menuntut layanan dan perlakuan
pembelajaran yang kompleks dan unik pula untuk setiap siswa.Komponen
pembelajaran yang bertanggung jawab untuk menangani masalah ini adalah strategi
penyampaian pembelajaran,
lebih khusus lagi
media pembelajaran.Strategi (media) pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan
karakteristik individual siswa.Ia sedapat mungkin harus memberikan layanan pada
setiap siswa sesuai dengan karakteristik belajarnya. Umpamanya, siswa yang
memiliki gayabelajar visual harus mendapatkan rangsangan belajar visual,
seperti halnya siswa yang memiliki gaya auditif harus mendapatkan rangsangan
belajar auditif.
Perubahan
perilaku sebagai akibat dari belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 aspek,
yaitu: kognitif, sikap, dan keterampilan. Setiap aspek menuntut penggunaan media
pembelajaran yang berbeda.Artinya, belajar kognitif memerlukan media yang
berbeda dibandingkan siswa yang belajar aspek lainnya.Atas dasar ini,
diperlukan strategi penyampaian yang menggunakan multimedia untuk memenuhi
tuntutan belajar aspek yang berbeda-beda.
Kajian
psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit
ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinum konkrit-abstrak dan kaitannya
dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat.Pertama,
Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya
menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic
representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu
menggunakan kata-kata (symbolic representation). Menurut Bruner, hal ini
juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua,
Charles F. Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada
tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai
jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar
Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat
kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa
sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir
siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol.
b.
Landasan Teknologis.
Sasaran akhir
dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan belajar siswa.Untuk mencapai
sasaran akhir ini, teknolog-teknolog di bidang pembelajaran mengembangkan
berbagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa sesuai dengan
karakteristiknya.
Dalam
upaya itu, teknologi bekerja mulai dari pengembangan dan pengujian teori-teori
tentang berbagai media pembelajaran melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan
dengan pengembangan desainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang telah
diproduksi, pembuatan katalog untuk memudahkan layanan penggunaannya,
mengembangkan prosedur penggunannya dan akhirnya menggunakannya baik pada
tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi (diseminasi). Semua
kegiatan ini dilakukan oleh para teknolog dengan berpijak pada prinsip bahwa
suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila digunakan oleh
siswa yang memiliki karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan
oleh media pembelajaran itu. Dengan demikian, proses belajar setiap siswa akan
amat dimudahkan dengan hadirnya media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristiknya.
Jadi, dalam
kaitannya dengan teknologi, media pembelajaran merupakan proses kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu
mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan
masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran
yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan
serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap.
Komponen-komponen tersebut meliputi pesan, orang,bahan, media, peralatan,
teknik, dan latar.
c.
Landasan Empirik.
Berbagai
temuan penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi anatara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar
siswa. Artinya, bahwa siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia
belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya. Siswa
yang memiliki gaya belajar visual akan lebih mendapatkan keuntungan dari
menggunakan media visual, seperti film, video, gambar atau diagram. Sedangkan
siswa yang memiliki gaya belajar auditif lebih mendapatkan keuntungan dari
penggunaan media pembelajaran auditif, seperti rekaman suara , radio atau
ceramah dari guru/ pengajar. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari
kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual.Berdasarkan
landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya
jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian
antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan
karakteristik media itu sendiri. Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis
media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik
individual siswa menjadi semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media
hendaknya jangan didasarkan pada kesukaan atau kesenanangan pengajar, tetapi
dilandaskan pada kecocokan media itu dengan karakteristik siswa, disamping
kriteria lain yang telah disebutkan sebelumnya.
d.
Landasan filosofis.
Ada suatu
pandangan, bahwa dengan digunakannya berbaga jenis media hasil teknologi baru
di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi.
Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi
dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut?Bukankah dengan adanya berbagai media
pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media
yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa
dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik
cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan
teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut
tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam
proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang
memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang
berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau
tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan
humanis.
Dengan
memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan
media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas
dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal
agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar