Dan untuk lebih jelasnya dalam memahami apa itu media pembelajaran, simak berikut ini definisi dan pengertian media pembelajaran menurut beberapa ahli pendidikan lengkap.
Schramm (1977)
Definisi media pembelajaran adalah “teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”.
Briggs (1977)
Media pembelajaran adalah “sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya.
Romiszowski (2001: 12)
Definisi media pembelajaran adalah media yang efektif untuk melaksanakan proses pengajaran yang direncanakan dengan baik.
Azhar (2011)
Pengertian media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
Arief Sadiman (2008: 7)
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Sutjiono (2005)
Media belajar itu diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien.
Rayanda Asyar (2012 : 8)
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif
Syaful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2010:121)
Media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan agar tercapai tujuan pembelajaran.
Munadi (2008:7)
Pengertian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
AECT
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan.
Gagne
Media pembelajaran sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar.
Heinich, Molenida, dan Russel (1993)
Berpendapat bahwa teknologi atau media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar mengajar.
Ali (1992)
Berpendapat bahwa “Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapar memberikan rangsangan untuk belajar”.
MEDIA PEMBELAJARAN
Selasa, 10 September 2019
PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari si pengirim (komunikator atau sumber/source) kepada si penerima (komunikan atau audience/receiver).
Sedang menurut KBBI, media dapat diartikan sebagai perantara, penghubung; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk, yang terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya).
Jadi, secara umum bisa diartikan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada peserta didik (siswa/murid).
Media pembelajaran bisa juga diartikan sebagai alat atau sarana atau perantara yang digunakan dalam proses interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa untuk mendorong terjadinya proses belajar mengajar dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan serta memantapkan apa yang dipelajari dan membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.
Media pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan media pembelajaran juga merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapat membantu proses belajar siswa. Hal ini dikarenakan media berperan sebagai alat perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga murid tidak mudah bosan dalam mengikuti proses belajar-mengajar.
Sedang menurut KBBI, media dapat diartikan sebagai perantara, penghubung; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk, yang terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya).
Jadi, secara umum bisa diartikan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada peserta didik (siswa/murid).
Media pembelajaran bisa juga diartikan sebagai alat atau sarana atau perantara yang digunakan dalam proses interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa untuk mendorong terjadinya proses belajar mengajar dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan serta memantapkan apa yang dipelajari dan membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.
Media pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan media pembelajaran juga merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapat membantu proses belajar siswa. Hal ini dikarenakan media berperan sebagai alat perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga murid tidak mudah bosan dalam mengikuti proses belajar-mengajar.
Selasa, 02 April 2019
Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses
Pembelajaran
Pemerintah sering
melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas guru, antara lain melalui
pelatihan, seminar, dan lokakarya, bahkan melalui pendidikan formal dengan
menyekolahkan guru ketingkat yang lebih tinggi. Kendati pun dalam
pelaksanaannya masih jauh dari harapan, dan banyak penyimpangan, namun upaya
tersebut paling tidak telah menghasilkan suatu kondisi yang menunjukkan
sebagian besar guru memiliki ijazah perguruan tinggi. Latar belakang pendidikan
guru ini hendaknya berkolerasi positif dengan kualitas pendidikan, bersama
dengan faktor lain yang mempengaruhinya.
Dalam praktik pendidikan
sehari-hari, masih banyak guru yang belum menguasai keterampilan atau variasi
pengelolaan kelas dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Hal tersebut sering
kali tidak disadari oleh para guru, bahkan masih banyak guru yang belum
menguasai keterampilan proses pembelajaran, bahkan masih banyak yang menganggap
hal ini biasa dan wajar. Padahal, sekecil apapun kekurangan yang dilakukan oleh
guru, khususnya dalam pembelajaran, akan berdampak negatif terhadap
perkembangan peserta didik.
Seorang guru harus mampu memahami kondisi-kondisi yang
memungkinkan dirinya menerapkan keterampilan untuk mengkondisikan suasana
belajar di kelas, dan yang paling penting adalah mengendalikan dirinya sehingga
mampu menghindari dari kesalahan
yang mungkin akan dilakukanya.
Dari berbagai hasil kajian
menunjukan bahwa sedikitnya terdapat delapan keterampilan yang harus dikuasai
para guru dalam pembelajaran. Keterampilan- keterampilan tersebut adalah :
1. Keterampilan Bertanya
2. Keterampilan
Memberi Penguatan
3. Keterampilan
Mengadakan Variasi
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran
6. Keterampilan
Membimbing Diskusi Kelompok
7. Keterampilan
Mengelola Kelas
8. Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
1.
Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat
perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk
mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan guru akan menentukan kualitas
jawaban peserta didik.
Ada 2 keterampilan bertanya guru :
a.
Keterampilan
bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar mencakup: pertanyaan
yang jelas dan singkat, pemberian acuan, memusatan perhatian, memberi giliran
dan menyebaran pertanyaan, pemberian waktu berfikir, dan pemberian tuntunan.
b.
Keterampilan
bertanya Lanjutan
Keterampilan bertanya lanjutan merupakan
kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya lanjutan
yang perlu dikuasai guru meliputi: pengubahan tuntunan tingkat kognitif,
pengaturan urutan pertanyaan, pertanyaan pelacak, dan mendorong terjadinya
interaksi
2.
Keterampilan
Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement)
merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal,
dan non verbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan
menghindari poenggunaan respon yang negative. Penguatan secara verbal berupa
kata-kata dan kalimat pujian seperti bagus, tepat, bapak puas dengan hasil
kerja kalian. Sedangkan pujian secara non verbal dapat dilakukan dengan:
gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol, dan kegiatan yang
menyenangkan.
Penguatan dilakukan bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan perhatian peserta
didik terhadap pembelajaran
2.
Merangsang dan meningkatkan
motivasi belajar
3.
Meningkatkan kegiatan belajar,
dan membina perilaku yang produktif.
3. Keterampilan
Mengadakan Variasi
Mengadakan variasi merupakan
keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran dalam upaya untuk
mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh
partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta
mengurangi kejenuhan.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat
dikelompokan menjadi empat bagian:
a. Variasi dalam mengajar
Dapat dilakukan sebagai berikut :
·
Variasi suara
·
Memusatkan perhatian
·
Membuat kesenyapan sejenak
·
Mengadakan kontak pandang
dengan peserta didik
·
Variasi gerakan badan dan mimik
·
Mengubah posisi kegiatan
b. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar
Dapat dilakukan sebagai berikut :
·
Variasi alat dan bahan yang
dapat dilihat
·
Variasi alat dan bahan yang
dapat didengar
·
Variasi alat dan bahan yang
dapat diraba dan dimanipulasi
·
Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan
sekitar
c. Variasi dalam pola interaksi, dan
variasi dalam kegiatan
Dapat dilakukan sebagai berikut:
·
Variasi dalam pengelompokan
peserta didik
·
Variasi tempat kegiatan pembelajaran
·
Variasi dalam pola pengaturan guru
·
Variasi dalam pengaturan
hubungan guru dengan peserta didik
·
Variasi dalam pengorganisasian pesan
4. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah
mendiskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta, dan data
sesuai dengan waktu dan hokum-hukum yang berlaku.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam memberikan penjelasan:
1. Penjelasan dapat dilakukan
selama pembelajaran
2. Penjelasan harus menarik
perhatian peserta didik
3. Penjelasan dapat diberikan
untuk menjawab pertanyaan atau menje- laskan materi pembelajaran
4. Materi yang dijelaskan harus
sesuai dengan kompetensi dan bermakna
bagi peserta didik
5. Penjelasan yang diberiukan
harus sesuai dengan latar belakang dan
tingkat kemampuan peserta didik
5. Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka dan menutup pembelajaran merupakan dua
kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran.
Embuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara professional akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran antara lain:
1. Membangkitkan motivasi belajar
peserta didik
2. Peserta didik memiliki
kejelasan mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakan
3. Peserta didik memperoleh
gambaran yang jelas mengenai pendekatan yang akan diambil dalam mempelajari materi pembelajaran
4. Peserta didik memahami hubungan
pengalaman yang dimiliki dengan hal- hal yang akan dipelajari
5. Peserta didik mengetahui
keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan terhadap bahan yang dipelajari.
6.
Keterampilan
Membimbing Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur
dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil
kesimpulan dan memecahkan masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membimbing diskusi adalah sebagai berikut: (1) memusatkan perhatian peserta
didik pada tujuan dan topic diskusi, (2) memperluas masalah atau urun pendapat,
(3) menganalisis pandangan peserta didik, (4) meningkatkan partisipasi peserta
didik, (5) menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan (6) menutup diskusi.
7.
Keterampilan
Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru
untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika
terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam mengelola kelas adalah: (1) kehangatan dan keantusiasan, (2) tantangan,
(3) bervariasi, (4) luwes, (5) penekanan pada hal-hal positif, dan (6)
penanaman disiplin diri’
Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen
sebagai berikut:
a.
Penciptaan dan pemeliharaan
iklim pembelajaran
· Menunjukan sikap tanggap dengan
cara memandang, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap
gangguan kelas
·
Membagi perhatian secara visual
dan verbal
·
Memusatkan perhatian kelompok
·
Memberi petunjuk yang jelas
·
Memberi teguran secara bijaksana
·
Memberi penguatan jika diperlukan
b.
Keterampilan yang berhubungan
dengan pengendalian kondisi belajar yang
optimal
· Modifikasi perilaku
· Mengelola kelompok dengan cara
(1) meningkatkan kerjasama dan
keterlibatan, (2) menangani konflik dan memperkecil masalah
· Menemukan dan mengatasi
perilaku yang menimbulkan masalah
8.
Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan
perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang
lebih akrak antara guru dan peserta didik maupun antara peserta didik dengan
peserta didik.
Keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan,
1. Mengembangkan keterampilan
dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam
pemberian tugas
2. Membimbing dan memudahkan
belajar yang mencakup penguatan, proses awal, supervise, dan interaksi pembelajaran
3. Perencanaan penggunaan ruangan
4. Pemberian tugas yang jelas,
menantang dan menarik
Dengan menguasai keterampilan
bertanya, memberi penguatan, mengadakan
variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pembelajaran, membimbing diskusi,
mengelola kelas dan mengajar kelompok kecil dan perorangan. guru akan dapat
menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, sehingga akan meningkatkan
kualitas pembelajaran..
Firestone,
W.A. (1993). Why Professionalizing
Teaching Is Not Enough. No.6 March Joice, Bruce. (1996). Models of Teching. Boston: Allyn and
Bacon
Kusuma,
(2007), Pendidikan Karakter:Strategi
Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo
Mulyasa
(2008),Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan Menyenangkan, Remaja Rosdakarya.Bandung
Menjadi Guru Masa Depan
Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi, dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang handal. Sumber daya yang dimaksud tidak tercipta hanya melalui pendidikan
tinggi, melainkan diawali dari pendidikan dasar dan menengah. Pada tingkat
tersebut, tentu guru tidak melulu menyampaikan pelajaran sesuai dengan
kurikulum, tetapi dituntut dapat mengembangkan potensi siswanya. Artinya,
pengajaran tidak lagi terikat pada pembelajaran yang dibatasi dinding-dinding
kelas. Guru dituntut mengembangkan metode secara kreatif dan inovatif. Guru
bukan lagi sebagai pusat pembelajaran, melainkan sebagai fasilitator, planner,
inovator, motivator. Sumber pelajaran bisa berupa buku, lingkungan, dan
masyarakat, juga termasuk internet.
Dengan begitu, siswa akan menyukai
materi yang diberikan, bahkan akan terus menuntut untuk maju serta menemukan
hal-hal baru pada bidang yang diminati untuk membangun kompetensi diri.
Tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi, pembelajaran tidak hanya mengembangkan
aspek kognitif, tetapi juga psikomotorik dan afektif siswa. Dengan sistem itu,
penilaian juga tidak sekadar berupa indeks prestasi pelajaran, tetapi juga
penilaian portofolio kelas. Siswa tidak hanya pandai dalam teori (kognitif), tetapi
terampil dalam berbuat (psikomotorik) seta memiliki sikap mental yang baik
(afektif).
Masyarakat kita, sangat membutuhkan para
guru-guru yang mampu mengangkat citra dan marwah pendidikan kita yang terkesan
sudah carut marut, dan seperti benang kusut. Guru masa depan adalah guru yang
memiliki kemampuan, dan ketrampilan bagaimana dapat menciptakan hasil
pembelajaran secara optimal, selanjutnya memiliki kepekaan di dalam membaca
tanda-tanda zaman, serta memiliki wawasan intelektual dan berpikiran maju, tidak
pernah merasa puas dengan ilmu yang ada padanya.
Peran Guru di Masa Depan
Bagaimana sebenarnya guru masa depan
seperti yang di idamkan oleh banyak pihak, adalah guru yang mampu
berperan sebagai berikut ;
·
PLANNER
Planner, artinya guru memiliki program
kerja pribadi yang jelas, program kerja tersebut tidak hanya berupa program
rutin, misalnya menyiapkan seperangkat dokumen pembelajaran seperti Program
Semester, Satuan Pelajaran, LKS, dan sebagainya. Akan tetapi guru harus
merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang dilakukan berhasil maksimal,
dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang dilakukan, dan sudah terprogram
secara baik;
·
INOVATOR
Inovator, artinya memiliki kemauan untuk
melakukan pembaharuan dan pembaharuan dimaksud berkenaan dengan pola pembelajaran,
termasuk di dalamnya metode mengajar, media pembelajaran, system dan alat
evaluasi, serta nurturant effect lainnya. Secara individu maupun bersama-sama
mampu untuk merubah pola lama yang selama ini tidak memberikan hasil maksimal,
dengan merubah kepada pola baru pembelajaran, maka akan berdampak kepada hasil
yang lebih maksimal.
·
MOTIVATOR
Motivator, artinya guru masa depan mampu
memiliki motivasi untuk terus belajar dan belajar, dan tentunya juga akan
memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar dan terus belajar
sebagaimana dicontohkan oleh gurunya.
·
CAPABLE
PERSONAL
Capable personal, maksudnya guru
diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta sikap yang
lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara
efektif.
·
DEVELOVER
Developer, artinya guru mau untuk terus
mengembangkan diri, dan tentunya mau pula menularkan kemampuan dan keterampilan
kepada anak didiknya dan untuk semua orang. Guru masa depan haus akan menimba
ketrampilan, dan bersikap peka terhadap perkembangan IPTEKS, misalnya mampu dan
terampil mendayagunakan komputer, internet, dan berbagai model pembelajaran
multi media.
Kompetensi Guru
Seiring lahirnya kurikulum 2013,
kompetensi guru pun mendapat perhatian serius agar nantinya kompetensi
lulusan sekolah sesuai dengan standard yang diinginkan ole kurikulum tersebut. Adapun
kompetensi yang harus dimiliki guru- adalah:
a. Memahami landasan dan wawasan
pendidikan, meliputi ;
1.
Memahami
landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah dan
teknologis
2.
Memahami
asas-asas pokok pendidikan
3.
Memahami
aliran-aliran pendidikan
4.
Memahami
perkembangan peserta didik
5.
Memahami
pendekatan sistem dalam pendidikan
6.
Memahami
tujuan pendidikan nasional
7.
Memahami
kebijakan-kebijakan pendidikan nasional
8.
Memahami
kebijakan pendidikan di sekolah
b. Menguasai materi pembelajaran yang
diajarkan.
1.
Menguasai
pengelolaan pembelajaran, meliputi;
2.
Mampu
mengidentifikasi karakteristik peserta didik
3.
Mampu
mengembangkan perencanaan pembelajaran
4.
Mampu
mengembangkan materi pembelajaran
5.
Mampu
mengembangkan metode, media, dan sumber belajar
6.
Mampumenentukan
strategi pembelajaran
7.
Memiliki
keterampilan dasar-dasar pembelajaran
8.
Mampu
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuai tujuan dan
karakteristik mata pelajaran
c. Menguasai evaluasi pembelajaran,
meliputi ;
1.
Menguasai
konsep dasar evaluasi
2.
Mampu
memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuan pembelajaran
3.
Mampu
mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran
4.
Mampu
melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasi
5.
Mampu
menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
d. Memiliki kepribadian, wawasan profesi
dan pengembangannya, meliputi ;
1.
Memiliki
sikap, nilai, moral dan berperilaku sebagai pendidik
2.
Memiliki
integritas dan dedikasi sebagai pendidik
3.
Memiliki
komitmen terhadap pengembangan profesi
4.
Mampu
mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah (lisan dan
tulisan)
5.
Menguasai
metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk kepentingan
pembelajaran
6.
Mampu
mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan
7.
Guru mempunyai citra yang baik di
masyarakat, apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi
panutan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan menghadapi tantangan masa
depan, peran guru mengalami perluasan.
Guru harus berperan sebagai pelatih,
memberikan peluang bagi siswa mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri
sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip
dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak.
Guru harus berperan sebagai konselor,
mampu menciptakan interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku
pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak dengan
guru. Di samping itu guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan
membantunya ke arah perkembangan optimal.
Guru harus berperan sebagai manajer
pembelajaran, memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam
mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh
sumber-sumber penunjang pembelajaran. Guru harus berperan sebagai partisipan,
tidak hanya berperilaku mengajar tetapi juga belajar dari interaksinya dengan
siswa. Hal ini mengandung makna guru bukanlah satu-satunya sumber belajar
tetapi sebagai fasilitator.
Guru harus berperan sebagai pemimpin,
diharapkan menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain mewujudkan
perilaku menuju tujuan bersama.
Di samping sebagai pengajar, guru harus
mendapat kesempatan mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab
dalam berbagai kegiatan lain di luar mengajar. Guru berperan sebagai
pembelajar, yakni harus terus-menerus belajar dalam rangka menyegarkan
kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya.
Namun yang tak kalah pentingnya
disamping berperan mentransfer ilmu pengetahuan, guru juga harus mampu menjadi
contoh teladan mentrasfer nilai-nilai etika moral. Guru harus mampu menjadi
sosok yang dianut dan ditiru oleh anak didiknya, bukan sosok yang diabaikan dan
dicibirkan anak didiknya. Jika guru dibanggakan oleh anak didiknya, baik dalam
dedikasi kerja maupun perangainya, maka sudah mudah bagi guru tersebut
membangun pembelajaran yang berkualitas.
Langganan:
Postingan (Atom)